Urban Risks: Shock and Stress
Ada dua jenis risk dalam konteks
kota/urban, yaitu shock dan stress. Beberapa teman kemarin
bertanya tentang perbedaan shock dan stress dalam konteks kota.
Berikut saya coba bawakan penjelasan Sharma et.al (2011) tentang perbedaan
keduanya. Semoga bermanfaat.
Shock (Goncangan)
Shock bersifat
“menyerang” dengan tiba-tiba dan cepat. Dampaknya berupa kehancuran/kerusakan
langsung. Kerusakan/kehancuran itu sifatnya bisa terlihat, semisal pada lingkungan,
properti, dst. Kemungkinan (probabilitas) terjadinya shock lebih kecil
jika dibandingkan stress, akan tetapi sekali shock terjadi, “serangan”
terjadi dengan cepat dan tingkat kerusakan yang diakibatkan tinggi. Contoh Urban
Shock:
  Gempa bumi
  Badai
  Tsunami
  Pandemic
  Konflik dan Teror
Stress
(Tekanan)
Adapun stress, sifatnya
seperti mengikis. Stress melemahkan/merusak kota secara perlahan-lahan
dan meningkatkan kerentanan dengan cara lambat dan merayap. Tingkat pengrusakan
yang dilakukan tidak kuat, tapi berkelanjutan (probabilitas tinggi). Menurut
saya, jika stress ini terus dibiarkan maka tingkat vulnerabelity dari sebuah
kota akan terus meningkat. Jika sampai pada titik tertentu (semisal 99% -jika
boleh dipersenkan-), maka kota akan mati. Contoh Urban Stress
adalah:
  Kemiskinan
  Kekumuhan
  Jeleknya drainase
  Kekeringan
  Kenaikan permukaan air laut
Reference:
Sharma, Anshu et.al. 2011. “Overview
of Urban Development and Associated Risks” dalam buku Rajib Shaw dan Anshu
Sharma (eds.), Climate and Disaster Resilience in Cities. Emerald Group
Publishing. UK.
Pogung Dalangan, 13 April 2012, 18:23
WIB.

COMMENTS