Berikut 9 nama ahlus sunnah wal jama’ah dan sedikit penjelasannya, semoga bermanfaat :
1. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ( ﺃهل السنة و الجماعة)
Inilah nama yang paling terkenal di antara nama-nama yang lainnya. Di antara sebab penamaan dengan nama ini adalah :
1. Karena keteguhan mereka berpegang dengan sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi was salam, sehingga disebutlah mereka sebagai Ahlus Sunnah.
2. Karena mereka berjama’ah (berkumpul) di atas kebenaran. Mereka tidak berpecah belah. Sehingga disebutlah mereka dengan Al Jama’ah.

2. Al Jama’ah (الجماعة)
Nama ini diambil dari sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam :
“...Sesungguhnya (umat) agama ini (Islam) akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan tempatnya di neraka, dan hanya satu golongan di dalam surga, yaitu Al Jama’ah”[1]

3. Jama’atul Muslimin (جماعةالمسلمين)
Bedasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam :
“...Hendaklah engkau berpegang teguh(bersatu) kepada jama’ah dan imam kaum muslimin.”[2]
AL Qodhi Ibnu Abil ‘Izz Al Hanafi menjelaskan:
“Al Jama’ah ialah jama’ah kaum muslimin, mereka adalah para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan”

4. Al Firqotun Najiyyah (الفرقة الناجية)
Secara bahasa arti Al Firqotun Najiyyah adalah ‘Golongan yang Selamat’. Yaitu mereka yang selamat dari api neraka, sebagaimana dalam sebuah hadits ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam menyebutkan golongan-golongan sesat yang akan muncul dalam islam :
“ Semuanya di neraka, kecuali satu kelompok”[3]

5. Ath Thoifah Al Manshuroh (الطائفة المنصورة)
Secara bahasa arti Ath Thoifah Al Manshuroh adalah golongan yang mendapat pertolongan. Penamaan ini diambil dari hadits yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam bersabda:
“ Senantiasa ada segolongan dari umatku yang selalu dalam kebenaran menegakkan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang melecehkan mereka dan orang yang menyelisihi mereka sampai datang perintah Allah, dan mereka tetap di atas yang demikian.”[4]

6. Ahlul Hadits (ﺃهل الحديث)
Nama ini sering sekali disebutkan oleh para Ulama. Imam Ahmad ketika menjelaskan hadits Mu’awiyyah di atas berkata :
“Jika mereka bukan Ahlul Hadits, maka aku tidak tahu lagi siapa mereka”

7. As Salafiyun atau As Salafiyyah (السلفية/ السلفيون)
Nama ini merupakan bentuk penyandaran kepada kata Salaf. Secara bahasa, Salaf adalah bentuk jamak dari salif. Sedangkan salif artinya adalalah oraang yang terdahulu. Sedangkan menurut istilah Salaf adalah sifat khusus yang dimutlakkan kepada para sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam. Ketika disebutkan ‘salaf’ maka yang dimaksudkan pertama kali adalah para sahabat. Adapun selain mereka ikut serta dalam makna salaf ini, yaitu orang-orang yang mengikuti sahabat. Sehingga yang dimaksud dengan As Salafiyun atau As Salafiyyah adalah orang-orang yang mengikuti mereka.

8. Al Ghuroba’ (الغرباء)
Bedasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam :
“Islam awalnya asing, dan kelak akan asing kembali sebagaimana awalnya, maka beruntunglah bagi al Ghuroba (orang-orang asing)”[5]
Makna Al Ghuroba’ dijelaskan sendiri oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was salam dalam sebuah hadits :
“Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakai mereka lebih banyak dari pada yang menaati mereka”[6]

9. Ahlul Atsar atau Al Atsariah (اﻷثرية /ﺃهل اﻷثر)
Nama ini juga sering sekali disebutkan oleh para ulama. Dinamai dengan Ahlul Atsar karena penisbatan kepada atsar. Sedangkan makna Ahlul Atsar itu sendiri dijelaskan As Safariyani :
“Yaitu mereka yang beraqidah seperti apa yang telah ditetapkan oleh Allah dalam kitabNya, atau ditetapkan dalam sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi was salam, atau yang telah ada dan shahih datangnya dari Salafush Solih, yaitu dari para sahabat yang mulia, dan para tabi’in yang mulia”

Wallaahuta'ala a'lam

[1] HR Abu Dawud(4597), Ahmad (IV/102), al Hakim (I/128), ad Darimi (II/241), al Aajuri, dan al Lalikai
[2] HR Bukhori(3606 dan 7084) dan Muslim (1847)
[3] HR Tirmidzi (2641) dan Al Hakim (I/129)
[4] HR Bukhori (3641) dan Muslim (1037(174))
[5]HR Muslim(145)
[6] HR ”[6] Ahmad (II/177,222) dan Ibnu Wadhdhah(168)