23 November 2012

Aku Memang Aneh


Aku Memang Aneh[1]
“Jangan kau takut melawan arus, lelayang justru terbang tinggi karena melawan arus.”

Tak ada yang perlu engkau khawatirkan dengan cap “aneh” yang diberikan sebagian manusia kepada mu. Apabila dengan keanehan mu itu mereka mencelamu, mengejekmu, atau mengucilkanmu, semakin saja kau menasihati dirimu, “Tak Perlu Khawatir”.

Acuhkan pula orang-orang yang tak bisa berfikir objektif, yaitu orang-orang yang menjadikan aneh sebagai tolak ukur. Manakala engkau berbuat aneh, maka engkau keliru di mata mereka. Manakala engkau bersikap aneh, maka engkau sesat di mata mereka. Pun manakala engkau memutuskan sesuatau aneh, maka engkau salah di mata mereka.

Duhai, apalah artinya keputusan dan sikap yang populer? Berharap banyak teman? Berharap tenar? Tidak kah kalian pikir: Berapalah usia di dunia ini? Berapa lama teman dan ketenaran itu akan menemani? Selamanya? Sampai setelah mati? Takkan musnah dunia mu dengan hilangnya mereka.

Tak sedikit pun kau perlu khawatir dan cemas dengan pandangan-pandagan seperti itu. Karena memang, benar-salah, keliru-tepat, sesat-tidak itu bukanlah diukur dengan kacamata keanehan. Bahkan kau berikan saja rasa iba-mu untuk mereka yang telah mencela, mengejek, dan megucilkanmu karena keanehanmu. Rasa iba karena merekalah diantara yang menjadi penyebab sulitnya maju agama dan bangsa kita ini. Bagaimana bisa?

Pernah engkau mendengar demonstration effect? Sebuah efek pembangunan yang akan merugikan bagi mereka yang sedang berkembang. Sebuah efek yang muncul karena tidak beraninya sebagian orang untuk menjadi aneh. Sebuah efek yang muncul karena mereka yang hanya bisa dan ingin mengikuti arus (meniru gaya barat). Sebuah efek bagi mereka yang menjadikan barat sebagai nilai kekerenan. Tidak berani berbeda (baca: aneh). Celakanya. Berjalanlah efek demonstrasi itu, dan terkurunglah kita dalam lingkar ketertinggalan.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (al An’am: 116)


[1] Di kamar tercinta pada hujan sore Jumat, 17:00, 23 November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar