Sumber Gambar: http://www.myenglishpages.com/images/voc/reading/fasting-empty-plate.png
“Aku Sedang
Berpuasa”[1]
Dalam sebuah hadits Rasulullahu shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa bukanlah menahan makan
dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan
sia-sia dan kata-kata kotor. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat
usil padamu, maka katakanlah: “aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa””
(HR Ibnu Khuzaimah 3 : 242, dari sahabat Abu Hurairoh)
Ada beberapa hal menarik terkait
hadits di atas, di mana Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kita untuk berkata “aku sedang berpuasa” jika diganggu oleh
seseorang.
Pertama, dalam hadits
tersebut Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengajarkan
untuk berkata “aku sedang berpuasa”, tanpa ditambahi dengan “Insya Allah”.
Sering kita mendengar di sekitar kita ada yang berkata “Aku sedang berpuasa
insya Allah”. Maka, tentu, sebaik-baik ajaran adalah ajaran Rasulullahu shallallahu
‘alaihi wa sallam, sehingga alangkah baiknya jika kita mencukupkan diri
dengan ajaran beliau saja, tanpa perlu menambahi “Insya Allah”.
Kedua, zhohir hadits
di atas menunjukkan bahwa kalimat “aku sedang berpuasa” diucapkan secara jahr
(keras/bersuara), baik itu pada puasa Ramadhan atau pun bukan puasa Ramadhan.
Sehingga, kurang tepat jika ada yang berpendapat kalimat “aku sedang berpuasa”
tidak dianjurkan untuk diucapakan secara jahr ketika puasa sunnah dengan
alasan agar terhindar dari riya’.
Ketiga, apa tujuan
dianjurkan mengatakan “aku sedang berpuasa”? Apakah tujuannya untuk menyabarkan
diri/melapangkan dada karena sedang diganggu orang lain? Atau tujuannya untuk
memberi tahu orang yang sedang mengganggu agar berhenti mengganggu? Maka
jawabannya yang tepat –insya Allah- menurut Ustadz Aris Munandar adalah
keduanya. Oleh karena itulah kalimat tersebut selayaknya diucapkan secara lisan
dan dimaknai di dalam hati, agar orang yang menggangu berhenti mengganggu dan
kita pun bersabar atas gangguannya.
[1]
Faidah dari Ta’lim Taudhihul Ahkam bersama Ustadz Aris Munandar di Masjid
Pogung Raya, 16 November 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar