18 November 2012

“Aku Sedang Berpuasa”

Sumber Gambar: http://www.myenglishpages.com/images/voc/reading/fasting-empty-plate.png


“Aku Sedang Berpuasa”[1]
Dalam sebuah hadits Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa bukanlah menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kata-kata kotor. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, maka katakanlah: “aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (HR Ibnu Khuzaimah 3 : 242, dari sahabat Abu Hurairoh)

Ada beberapa hal menarik terkait hadits di atas, di mana Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk berkata “aku sedang berpuasa” jika diganggu oleh seseorang.

Pertama, dalam hadits tersebut Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengajarkan untuk berkata “aku sedang berpuasa”, tanpa ditambahi dengan “Insya Allah”. Sering kita mendengar di sekitar kita ada yang berkata “Aku sedang berpuasa insya Allah”. Maka, tentu, sebaik-baik ajaran adalah ajaran Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga alangkah baiknya jika kita mencukupkan diri dengan ajaran beliau saja, tanpa perlu menambahi “Insya Allah”.

Kedua, zhohir hadits di atas menunjukkan bahwa kalimat “aku sedang berpuasa” diucapkan secara jahr (keras/bersuara), baik itu pada puasa Ramadhan atau pun bukan puasa Ramadhan. Sehingga, kurang tepat jika ada yang berpendapat kalimat “aku sedang berpuasa” tidak dianjurkan untuk diucapakan secara jahr ketika puasa sunnah dengan alasan agar terhindar dari riya’.

Ketiga, apa tujuan dianjurkan mengatakan “aku sedang berpuasa”? Apakah tujuannya untuk menyabarkan diri/melapangkan dada karena sedang diganggu orang lain? Atau tujuannya untuk memberi tahu orang yang sedang mengganggu agar berhenti mengganggu? Maka jawabannya yang tepat –insya Allah- menurut Ustadz Aris Munandar adalah keduanya. Oleh karena itulah kalimat tersebut selayaknya diucapkan secara lisan dan dimaknai di dalam hati, agar orang yang menggangu berhenti mengganggu dan kita pun bersabar atas gangguannya.


[1] Faidah dari Ta’lim Taudhihul Ahkam bersama Ustadz Aris Munandar di Masjid Pogung Raya, 16 November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar