Kemarin saya membaca Syarah Arbain Nawawiyyah karya Shaikh Ibnul ‘Utsaimin. Pada penjelasan hadis keenam, beliau menyatakan bahwa tempat akal sebenarnya adalah di jantung, bukan di otak—sebagaimana yang diyakini oleh kebanyakan orang selama ini. Beliau berdalil dengan Surat Al Hajj ayat 46, yang potongan artinya:

“mereka memiliki jantung [1] yang dengan itu mereka menggunakan akalnya [2] (berfikir)” 
Saya sebenarnya sudah pernah mendengar hal ini dulu ketika masih kuliah S1 di Jogja. Namun membaca penjelasan ini lagi, kembali muncul pertanyaan di benak saya:
bagaimana mengkompromikan ayat-ayat yang menyatakan bahwa akal itu di jantung dengan penjelasan sains bahwa akal itu di otak? 
Pertanyaan itu kemudian mulai terjawab beberapa hari setelahnya—ketika saya mengikuti semacam seminar yang berjudul “Healthy Minds dan Healthy Relationships” yang diampu oleh Dr. Omer Shariff, seorang Consultant Neuro Psychiatrist. Dalam seminar ini Dr. Omer menyatakan bahwa scientist sampai sekarang belum bisa memastikan di mana letak akal. Saya lalu tertarik untuk menelusuri lebih lanjut di internet dan beberapa artikel di Newscientist (seperti https://goo.gl/UeVc5U) menguatkan statement tersebut.

Dua hal tersebut kemudian menyadarkan saya bahwa pertanyaan saya di atas sebenarnya pertanyaan yang kurang tepat. Sains tidak pernah menyatakan bahwa akal itu tempatnya di otak, meskipun sains tidak mengingkari adanya hubungan antara akal dan otak.

Pernyataan bahwa tempat akal di jantung, namun dalam bekerja akal juga berhubungan dengan otak, juga dinyatakan oleh Shaikh Ibnul ‘Utsaimin di dalam kitabnya Syarah Riyadus Sholihin.

Sebagai seorang yang beriman, wajib bagi kita untuk percaya bahwa akal tempatnya di jantung karena ayat-ayat dan hadits-hadits yang ada menunjukkan demikian, meskipun sains belum mendukung hal tersebut.

Wallahu a’lam bis showab.

*******

[1] PADAN KATA QOLBU

Kata QOLBU yang berasal dari Bahasa Arab padan katanya di dalam Bahasa Indonesia sebenarnya adalah organ JANTUNG, bukan organ hati.

Jadi makna qolbu di dalam surat Al Hajj tersebut dan di dalam nash-nash lainnya merujuk pada makna jantung. Dalam kamus Al Ghoniy disebutkan bahwa dalam Bahasa Arab makna qolbu adalah:

عُضْوٌ عَضَلِيٌّ يَنْبِضُ فِي الْجَانِبِ الأَيْسَرِ مِنَ الصَّدْرِ ، يُنَظِّمُ الْحَرَكَةَ الدَّمَوِيَّةَ إِلَى أَطْرَافِ الْجِسْمِ ، الفُؤَادُ

“organ berotot yang berdenyut, terletak bagian kiri dada, mengatur pergerakan darah ke bagian-bagian tubuh”

Dalam Bahasa Inggris, padan kata Qolbu adalah HEART. Dalam kamus Longman Dictionary of Contemporary English terbitan 2011 definisi heart disebutkan sebagai:

“noun; body organ; the organ in your chest which pumps blood through your body”

Makanya serangan jantung dalam Bahasa Inggris disebut dengan heart attack.

Adapun definisi JANTUNG dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi android) adalah:

“bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas)”

Lalu apakah tepat menerjemahkan qolbu dengan hati? Insya Allah tidak masalah, karena salah satu makna hati dalam KBBI adalah jantung. Akan tetapi perlu diingatkan bahwa hati yang dimaksud bukanlah organ hati (lever) agar tidak terjadi kesalahpahaman.

*******

[2] PADAN KATA AKAL

Adapun padan kata ‘AQL (Bahasa Arab) dalam Bahasa Indonesia adalah AKAL, sedangkan dalam Bahasa Inggris adalah MIND. ‘AQL dalam kamus Al Ghoniy didefinisikan sebagai:

قُوَّةُ الإِدْرَاكِ وَالتَّمْيِيزِ وَالتَّفْكِيرِ عِنْدَهُ

“kemampuan memahami, membedakan, dan memikirkan”

Sedangkan MIND dalam kamus Longman Dictionary of Contemporary English terbitan 2011 diartikan:

“noun; ability to think and imagine; your thoughts or your ability to think, feel, and imagine things”

Adapun makna AKAL dalam KBBI:

“daya pikir untuk memahami sesuatu”