Kemarin waktu di perjalanan dari Santiago, Chile menuju Buenos Aires, Argentina, saya melintasi pegunungan Andes. Melihat pemandangan Andes dari jendela pesawat, membuat saya teringat pada buku dan film yang berjudul ALIVE--sebuah kisah nyata tentang perjuangan para penumpang pesawat yang masih hidup setelah pesawat mereka menabrak gunung dan terdampar selama 72 hari di padang salju.

Pada 23 Oktober 1972, pesawat Uruguayan Air Force membawa sebuah tim rugby dari Uruguay menuju Chile. Sekitar 20 menit sebelum waktu mendarat terjadwal, pesawat yang baru saja keluar dari gumpalan awan menabrak sebuah puncak gunung di Pegunungan Andes. Pesawatpun menjadi terpecah belah, namun satu bagian besar dari fuselage tetap utuh dan meluncur sepanjang lereng gunung yang bersalju. Badan pesawat baru berhenti setelah mencapai daerah lembah yang juga diliputi salju tebal. Enam orang tewas karena terlempar dari pesawat dan enam orang lagi meninggal tak lama setelahnya, termasuk pilot.

Kemampuan survival para penumpang yang masih hidup benar-benar diuji di lembah salju ini. Mereka bisa survive di lembah ini selama 72 hari dengan berbagai cara, mulai dari menjadikan sarung kursi pesawat sebagai selimut, saling berpelukan untuk mendapatkan kehangatan, menggunakan barang bawaan untuk menutup fuselage agar tidak kedinginan, memantulkan cahaya matahari untuk mencairkan salju agar bisa minum, dll. Pada hari-hari awal, mereka masih bisa memakan coklat-coklat yang tersisa di pesawat. Namun, setelah coklat tersebut habis dan di sekitar padang salju itu tidak ada yang lain yang bisa dimakan, merekapun memutuskan untuk memakan daging teman mereka yang telah meninggal.

Setelah kurang lebih dua bulan, tiga orang kemudian memberanikan diri untuk mencari jalan keluar dengan mendaki pegunungan Andes, sedang sisanya menunggu di fuselage. Berjalan selama 12 hari mendaki beberapa gunung dan melewati lembah salju, dengan membawa potongan daging bangkai manusia sebagai bekal, akhirnya dua di antara tiga orang tersebut berhasil mendapati sebuah sungai dan menemui seseorang di sana. Singkat cerita, tim SAR-pun pergi bersama dua orang survival tersebut untuk menyelamatkan 14 orang lainnya yang masih bertahan. Pada awalnya tim SAR tidak bisa menemukan para survivor karena Andes ketika itu diselimuti salju tebal sedang badan pesawat berwarna putih.

Para penumpang yang selamat sempat berputus asa karena pada hari kesembilan setelah pesawat hilang kontak, pencarian tim SAR diputuskan untuk dihentikan. Mereka bisa mengetahui hal tersebut karena mendengarkan radio yang didapat dari ruang kokpit.

Ringkasnya, para penumpang yang selamat bertahan selama 72 hari, 29 orang meninggal dan 16 orang selamat. Kalau saya tidak salah, beberapa orang dari 16 itu masih hidup hingga saat ini. Mereka kemudian menjadi simbol resiliensi--bagaimana manusia bisa menghadapi dan bangkit dari keadaan terpuruk. Kisah ini telah banyak dibukukan dan difilmkan dengan judul yang berbeda-beda.

*Sebagian besar tulisan ini saya terjemahkan dari: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Alive_(1993_film)