Tak seutuhnya quote "menulislah agar dikenal dunia" itu benar jika yang dimaksudkan dengan "agar" di sana adalah niat utama. Bahkan sepatutnya seorang muslim menulis agar dikenal oleh penduduk langit, yaitu dengan menulis sesuatu yang mendatangkan kebermanfaatan. Ketika penduduk langit mengetahui ada manusia yang menulis sesuatu yang bermanfaat, tentulah mereka akan mendoakan kebaikan baginya.

Menulislah lillah, seperti Imam Malik yang berkata "maa kaana lillahi abqo (apa yang dilakukan karena Allah, maka dia akan baka)" ketika ia selesai menulis kitab hadisnya, sehingga muwatho'nya masih memberi manfaat bagi umat manusia hingga saat ini.

Menulislah dengan mengharap keberkahan dari Allah, seperti Imam An Nawawi yang karyanya diberkahi Allah, sehingga Riyadus Solihinnya hadir hampir di setiap masjid di bumi Allah ini.
Menulislah dengan menyertakan Allah dalam setiap usaha di dalamnya, seperi Imam Bukhori yang tidaklah menulis suatu hadis melainkan ia mendahuluinya dengan dua rakaat sholat, sehingga kitab sohihnya menjadi kitab tersahih setelah Al Quran.

Dan jangan mengira bahwa keikhlasan, keberkahan, dan kebersamaan Allah itu hanya dibutuhkan ketika menulis kitab seperti Muwatho', Riyadus Solihin, atau Sohih Bukhori. Bahkan kita membutuhkannya dalam setiap status facebook yang kita tulis, setiap pesan yang kita buat, setiap nasehat yang kita kirimkan, dan setiap tulisan lainnya yang kita susun.

Semoga Allah menjadikan kita di antara golongan orang-orang yang ikhlas.

نسأل الله ان يجعلنا من المخلصين