Satu lagi ketemu dengan muallaf British yang—sependek yang saya amati—orangnya hanif.

Saya memang baru melihat brother ini beberapa waktu belakangan di masjid. Dia sering hadir solat 5 waktu. Pernah kami papasan, terus dia duluan yang nyalamin sambil ngucapin “Assalamualaikum. How are you brother?”. Waktu itu kami belum kenalan. Pernah juga saya lihat dia sedang jalan sambil tangannya berisyarat seperti menghitung zikir.

Puncaknya tadi waktu solat magrib. Brother ini mengumandangkan azan dan iqomah. Imam Abdul Basith yang menjadi imam solat magrib tak bisa menyembunyikan kegembiraannya—selesai solat jamaah, sejurus beliau langsung mengumumkan kepada jamaah bahwa tadi yang mengumandangkan azan adalah saudara kita yang baru dalam hitungan bulan memeluk Islam.

Setelah agak sepi, saya kemudian mengajaknya berkenalan dan berbincang. Setelah tanya nama, saya bilang, next time kalau kamu azan lagi saya harus dengar (saya tadi datang telat, jadi gak dengar azannya). Dengan humble dia jawab, “saya harus meningkatkan pengetahuan saya lagi agar bisa azan dengan benar”. Lalu saya tanya sudah berapa lama kamu memeluk Islam. Tahu jawabnya apa?

“Tanggal 2 Ramadan nanti, bakal 2 bulan”.
Saya tercenung. Baru dalam hitungan bulan dia masuk Islam, tapi orientasinya sudah Ramadan.

Mari merenung sejenak. Betapa banyak di antara kita yang sudah lama memeluk Islam, namun tak terlalu aware tentang kapan Ramadan akan datang. Dan betapa bayak di antara kita yang terlahir sebagai seorang muslim, namun sering lalai untuk mendalami agama Islam.

Semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita.