Saya baru tahu ternyata beberapa Departemen Store besar di UK (dan katanya juga di US) menggunakan apa yang dinamakan dengan “flattering mirror”. Jadi ini semacam cermin yang dipasang di ruang ganti yang dapat membuat orang merasa terlihat lebih baik ketika bercermin, entah itu dengan tubuh yang terlihat lebih ramping, muka yang lebih cerah, badan yang lebih tinggi, dst.

Saya googling di internet, ternyata ada yang sudah melakukan eksperimen bagaimana kondisi mereka ketika bercermin di berbagai departemen store terkemuka, mengambil gambarnya, lalu membandingkan hasilnya. Dan hasilnya, wow, perbedaannya sangat signifikan. Teknik yang digunakan untuk memanipulasi hasil pantulan cermin tersebut beragam, ada yang dengan membuat sebagian permukaan cermin tidak rata, dan ada juga dengan teknik manipulasi pencahayaan.

Nah, pernah tahu bahwa Rasulullah pernah mengumpamakan seorang muslim bagaikan cermin bagi saudara muslimnya yang lain? Tentu, cermin yang dimaksud oleh Rasulullah dalam hadis tersebut bukanlah cermin seperti flattering mirror, tapi cermin normal. Rasulullah bersabda:

الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ 
“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia akan memperbaikinya.” (Hadis Hasan, dari sahabat Abu Hurairoh)
Maksud beliau mengumpamakan seorang muslim dengan cermin adalah bahwa kita diajurkan untuk memparbaiki kekurangan yang ada pada saudara sesama muslim ketika kita melihatnya.

Namun memperbaiki aib tersebut kondisional, sebagaimana kondisi ketika kita bercermin. Pertama, kekurangan/aib tersebut haruslah di-treatment sebagaimana adanya, tidak perlu dibesar-besarkan, sebagaimana cermin yang normal, kotoran/ketidakrapian yang terlihat adalah yang apa adanya, tidak dibesar-besarkan. Kedua, kekurangan/aib yang perlu diperbaiki hanyalah yang tampak saja, tidak perlu mencari tahu aib lain yang tidak tampak. Sebagaimana cermin tidaklah dia menampilkan kecuali yang zohir saja. Ketiga, kekurangan/aib tersebut tidak perlu diberitahukan pada orang lain yang tidak melihatnya. Seperti cermin, yang hanya menampilkan bayangan pada yang melihatnya pada waktu itu saja. Tidak menyimpan bayangan yang bisa dilihat oleh orang setelahnya yang menggunakannya.

Cermin normal tak pernah berdusta. Tak pernah membesar-besarkan. Pun tak mau menampakkan yang seharusnya tak tampak. Maka jadilah seperti cermin normal. Jangan seperti flattering mirror.