Karena takwa itu dari hati, segagah apapun fisik seseorang, sesehat apapun jasmaninya, tak akan tergerak untuk menjawab seruan Allah (semisal untuk mendatangi solat berjamaah di masjid) jika hatinya tidak bertakwa.

Dan sebaliknya, seberapapun keterbatasan fisik yang dimiliki oleh seseorang, selemah apapun raganya, seruan-seruan Allah akan disahutnya dengan suka cita jika hatinya adalah hati yang bertakwa.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah pernah berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya seorang hamba hanya mampu melalui tahapan-tahapan perjalanan menuju keridhaan Allah dengan hati dan keinginannya yang kuat, bukan hanya sekedar dengan anggota badannya. Dan takwa yang hakiki adalah takwa dalam hati dan bukan takwa pada anggota badan saja. Allah Ta’ala berfirman, “Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar (perintah dan larangan) Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan (dalam) hati.” (Qs. al-Hajj: 32)"

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Takwa itu terletak di sini”, dan beliau menunjuk ke dada (hati) beliau tiga kali..."