Hujan Tadi Sore (2) [1]
Sebetulnya tak ada yang istimewa
dari rintik hujan tadi sore. Tapi aku merasa ada yang berbeda—entah kenapa. Ada
yang terasa mendesir gamang. Dan sejak tadi aku menganalisanya—entah bagaimana caranya
agar aku bisa mengungkapkannya.
Beberapa saat aku menduga: barangkali
ini karena aku yang tak lagi merasa mampu berbagi hujan untuk bercerita. Melalui
hujan aku merasa kita biasa berbagi cerita, meski kita tak duduk bersisian. Ada
kamu yang malu di tempatmu dan ada aku yang kadang merasa lugu di tempatku. Kita saling bercerita. Tapi bukan itu tampaknya alasannya.
Beberapa saat kemudian aku juga
menerka alasannya barangkali karena kesadaranku yang kini semakin memuncak tentang
keterpasungan sajak-sajak hujanku. Terpasung oleh kata andai, bila, dan jika. Bila
itu benar, maka aku berharap: suatu saat aku ingin menulis bait-bait tentang
kita dan hujan tanpa andai, tanpa bila, dan tanpa jika.
COMMENTS