Kopi Pagi[1]
12:01—Kopi pagiku hampir habis.

Di luar, suara mesin pengaduk semen bersahut-sahutan. Lingkungan terbangun akan segera memenuhi sekeliling tempat tinggal ini. Sesekali suara tawa para pekerjanya terdengar bederai.

Matahari masih malu-malu karena mendung yang tadi malam datang belum seluruhnya mau pergi. Tak mengapa. Biarkan mereka berdua bekerja sesuai siklus yang telah digaris oleh Penciptanya.

Tingkap-tingkap kaca sebagian masih berembun, sisa hujan tadi malam. Tanah-tanah masih basah dan dedaunan terlihat lebih segar.

Sementara detik-detik terus bergulir tak tertahankan,
sejenak aku bertanya: sudah sampai dimana aku berjalan?


[1] Pogung Dalangan, Yogyakarta. 12:04 WIB, 24 Februari 2014.