Hujan, Tanah, dan
Debu[1]
“Hujan itu datang untuk hapuskan rindu, atau suburkan rindu?”,
tanyamu lugu.
“Atau keduanya ya? Seperti tanah yang jadi subur karena
hujan. Dan seperti debu yang terhapus juga karena hujan. Tapi keduanya
bersubstitusikan? Terkadang tanah bisa terberai jadi debu, dan terkadang debu
bisa memadat jadi tanah”, katamu lebih bersemangat.
[1] Di Hujan
Jogja, 14: 28 WIB, 25 Februari 2014.
COMMENTS