Dalam perpisahan ada kesedihan. Dalam
kesedihan ada air mata.
Meriahnya tepukan tangan mereka
dan berpendarnya kembang api mereka tak punya daya untuk menolak hadirnya air
mata karena adanya rasa sedih. Rasa sedih akan perpisahan dengan ramadan.
Ramadan
pergi. Tanpa aku tahu apa aku telah menjamunya dengan baik,padahal ia adalah
tamu istimewa. Tanpa aku tahu apa aku didatanginya lagi di tahun berikutnya. Tanpa
aku tahu apa amal ibadah ku diterima di dalamnya. Tanpa aku tahu apa
dosa-dosaku diampuni karenanya.
Ramadan
pergi. Pertanda akan meluruhnya semangat dan atensi manusia untuk
menyembah Rabb-nya disetiap waktu. Pertanda akan sepinya kembali
rumah-rumah Allah. Pertanda akan berdebunya kembali kitab Allah. Pertanda akan
hilangnya berbagai kesemarakan majelis-majelis ilmu.
Tapi sayang, sederas apa pun air
mata kesedihan-perpisahan itu tak punya daya untuk menahan ramadan untuk tak pergi
meninggalkan. Hanya doa yang bisa ditengadahkan: semoga kita bisa bertemu lagi
dengannya di tahun depan dalam keadaan serba lebih baik.
Dalam luka ada kesakitan. Dalam kesakitan ada
air mata.
Semaraknya tetabuhan mereka dan
semerbaknya aroma makanan yang mereka persiapkan tak punya daya untuk menolak
hadirnya air mata karena adanya rasa sakit. Rasa sakit karena adanya anggota
tubuh yang terluka. Anggota tubuh yang terletak di belahan bumi nan jauh di sana
–namun terasa sakit lukanya karena tautan keimanan.
Saudara kita di Suriah –mereka
anggota tubuh kita dalam ranah yang disebut sebagai ukhuwah imaniyyah.
Di Idul Fitri ini, semakin saja tak
henti otakku bertanya: apakah mereka bisa solat ied dengan aman sebagaimana
kita di sini? Apakah mereka bisa mengenakan pakaian indah seindah yang kita
kenakan di sini? Apakah mereka bisa menyantap hidangan yang enak seenak yang
kita santap disini? Apakah mereka bisa bahagia berkumpul bersama keluarga
sebahagianya kita di sini?
Semakin aku bertanya-tanya,
semakin pula air mata itu berderai.
Maafkan aku saudaraku, betapa
ingin diri ini untuk berbagai kesenangan dan kebahagian dengan kalian di sana.
Agar kalian bisa merasa apa yang kami rasa. Namun apatah daya, saudaraku. Hanya
doa yang bisa kupanjatkan: Allahummanshur ikhwanana muslimiin fi surya.
Allahumma ‘izzal islama wal muslimiin. Wa adzillal kufro wal kaafiriin. Wa
adzillal syirka wal musyrikiin.
COMMENTS