Hukum
Beriman dengan Hari Akhir
Beriman
dengan hari akhir hukumnya wajib bagi setiap orang muslim karena merupakan
salah satu di antara enam rukun iman. Bahkan, di antara rukun iman yang enam,
iman kepada hari akhir merupakan salah satu yang banyak dibicarakan di dalam ayat-ayat
Makiyyah dan yang banyak didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di awal-awal masa kenabian beliau. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keimanan kepada hari akhir merupakan hal yang sangat penting
dan paling mendasar di dalam Islam.
Terdapat
banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari akhir. Bahkan
di dalam banyak ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada Allah dan keimanan
kepada hari akhir secara bergandengan. Semisal dalam Surat An Nisa’ ayat 162,
Allah berfirman yang artinya: “...Dan orang-orang yang mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itulah
yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar”. Digandengkannya
keimanan kepada Allah dan kepada hari akhir juga menunjukkan betapa pentingnya
keimanan kepada hari akhir di dalam Islam.
Definisi
dan Cakupan Beriman dengan Hari Akhir
Pengertian
beriman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah
mengakui dengan pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Sedangkan
hari akhir, menurut beliau pula, dinamakan demikian dikarenakan tidak ada hari
lagi setelahnya. Hari akhir dinamakan juga dengan hari kiamat dan banyak nama
lainnya yang disebutkan di dalam Al Quran dan hadits.
Adapun
cakupan keimanan kepada hari akhir secara umum dikategorikan sebagai berikut:
1. Beriman
dengan Tanda-tandanya
Wajib
hukumnya bagi seorang muslim untuk beriman pada setiap tanda-tanda kiamat yang
telah dikabarkan oleh Allah dan Rasulnya. Allah berfirman, yang artinya: “maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena Sesungguhnya telah datang tanda-tandanya”
(QS Muhammad: 18). Terdapat banyak sekali penjelasan dari hadits tentang
tanda-tanda datangnya kiamat yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi
tiga bagian.
Pertama, tanda kiamat yang sudah terjadi. Di antara
contohnya adalah diutusnya dan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan juga ditaklukkannya Baitul
Maqdis di zaman Umar bin Khottob.
Kedua, tanda
kiamat yang sedang terjadi dan akan terus semakin marak terjadinya, semisal
merebaknya zina, tersebarnya alat musik, dan maraknya riba.
Ketiga, tanda-tanda
besar yang akan berujung pada terjadinya hari kiamat itu sendiri, semisal
keluarnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa dari langit,
keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, dan terbitnya matahari dari barat. Banyak lagi
tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam haditsnya yang seluruhnya wajib kita imani apabila berasal
dari hadits yang sahih.
2. Beriman
dengan Hari Akhir/Kiamat itu Sendiri
Setelah berbagai tanda kiamat besar terjadi maka seluruhnya akan berakhir pada terjadinya kiamat itu sendiri, yang akan terjadi pada hari Jumat. Sebagaimana dalam sebuah
hadits, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Hari
Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at” (HR Muslim). Namun hari jumat di pekan, bulan, dan tahun
kapankah terjadinya, hanya Allahlah yang mengetahuinya: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah” (QS Al A’rof:
187).
Termasuk pula dalam hal ini mengimani segala yang Allah dan Rasulnya kabarkan
tentang apa yang terjadi ketika hari
kiamat nanti. Semisal apa yang Allah
firmankan, yang artinya: “sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat dahsyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk” (QS
Al-Hajj: 1-2). Atau dalam hadits Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Matahari mendekat kepada para makhluk pada
hari kiamat sampai hanya berjarak 1 mil dari mereka, sehingga semua manusia
berkeringat sesuai dengan amalan mereka” (HR Muslim).
3. Beriman
dengan Pertanyaan, Azab, dan Nikmat Kubur
Termasuk keimanan kepada hari akhir pula adalah keimanan tentang apa yang terjadi di alam barzakh yang
mencakup dua hal.
Pertama, beriman dengan adanya pertanyaan di alam kubur. Adanya pertanyaan kubur berdasarkan sebuah keterangan
dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang pertanyaan malaikat di alam kubur kepada
mayit tentang siapa Tuhannya, agamanya, dan Nabinya (HR Bukhori & Muslim).
Kedua,
beriman dengan adanya azab dan nikmat yang akan Allah berikan di
dalam kubur. Di antara keterangan yang menunjukkan adanya azab kubur adalah
sabda beliau: ”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh
sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar.
Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air
kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”
(HR Bukhari dan Muslim).
Sedangkan
tentang nikmat kubur adalah apa yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam jelaskan
tentang mayit yang telah menjawab
pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir: “Kemudian ada suara dari langit yang
menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani
untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya
pakaian surga.” beliau melanjutkan: “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian
surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang” (HR Tirmizi, Ibnu
Majah, dan Ahmad).
4. Beriman
dengan Hari Kebangkitan dan Hari Berkumpul
Hari
kebangkitan dimulai setelah Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup
Sangkakala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, dari berbagai ayat Al
Quran bisa disimpulkan bahwa akan ada tiga kali tiupan Sangkakala. Tiupan
pertama adalah tiupan Al Faz’u (tiupan yang mengejutkan), sebagaimana
disebutkan dalam surat An Naml ayat 87. Tiupan kedua adalah tiupan Ash
Sha’iq (tiupan yang mematikan) dan tiupan ketiga adalah tiupan Qiyam
(kebangkitan). Dua macam tiupan terakhir ini dijelaskan dalam firman Allah,
yang artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit
dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian sangkakala itu
ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya
masing-masing)” (QS Az Zumar: 68).
Setelah
manusia seluruhnya dibangkitkan, maka mereka semua akan dikumpulkan ke Padang
Mahsyar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits: “Sesungguhnya kalian akan
dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang)
berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian” (HR
Tirmidzi, Hasan).
5. Beriman
dengan Segala yang Terjadi Setelahnya
Diantara
yang terjadi setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar yang wajib diimani adalah:
[1] Hisab. Allah berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya kepada
Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab
mereka” (QS Al Ghasyiyah: 25-26).
[2] Dibagikannya catatan amal.
Allah berfirman dalam Surat Al Haqqoh 19 dan 25, yang artinya “Adapun orang-orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah,
bacalah kitabku ini"”. “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya
dari sebelah kirinya, maka Dia berkata: "Wahai Alangkah baiknya kiranya
tidak diberikan kepadaku kitabku ini"”.
[3] Ditimbangnya amal perbuatan.
Allah berfirman, yang artinya: “timbangan pada hari itu ialah kebenaran
(keadilan), Maka Barangsiapa berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS Al A’rof: 8).
[4] Melewati Siroth.
berdasarkan sebuah hadits: “Ash-shirat dibentangkan diatas punggung
jahannam.Aku dan umatku yang pertama kali melewatinya” (HR Muslim).
[5] Adanya telaga. berdasarkan sebuah hadits: “Sesungguhnya
aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga (pada hari kiamat
nanti)” (HR Bukhori dan Muslim).
[6] Syafa’at. Berdasarkan sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa kelak manusia akan
mendatangi para nabi untuk meminta syafa’at dan pada akhirnya Nabi
Muhammad lah yang memberikan syafa’at atas izin Allah.
[7] Dan pada
akhirnya dimasukkanlah manusia ke dalam surga atau pun neraka.
Penutup
Pembahasan
mengenai keimanan kepada hari akhir dan berbagai peristiwa yang terkait dengan
hari akhir adalah pembahasan yang sebenarnya sangat panjang. Apa yang telah
disampaikan di atas hanyalah sedikit di antaranya. Hendaknya kita mempelajari
lebih lanjut tentang berbagai peristiwa yang terkait dengan hari akhir agar
lebih sempurna iman kita kepadanya dan agar bisa lebih memotivasi kita di dalam
beribadah. Allahu’alam. [Muhammad Rezki Hr, ST., M.Eng.]
COMMENTS