Ramadan Datang[1]

Kitalah yang selalu bilang bahwa antara dunia dan akhirat, dan antara bekerja dan beribadah, haruslah berimbang.

Tapi pernahkah kita tanyakan dengan jujur pada diri sendiri: Adakah benar apa yang kita katakan itu?

Bukankah yang ada berbulan dan bertahun kita telah bekerja, berlelah diri, hanya untuk berusaha puaskan keinginan diri? dan demi berbagai tujuan duniawi?

Urusan akhirat dan urusan ibadah seringnya kita anak tirikan. Nanti saja kalau pekerjaan sudah selesai dan tujuan duniawi kita tercapai.

Aduh, kapankah kiranya akan berhenti hanya memikirkan pemuasan keinginan diri?

Kapankah kiranya akan berhenti lebih mengutamakan kepentingan duniawi dari pada ukhrowi?

Betapa banyak kita telah memiliki kesibukan yang tanpa mengingat-Nya,
telah memiliki kesenangan yang tanpa menyertakan-Nya,
telah memiliki kegembiraan yang tanpa mendekatkan kepada-Nya.

Dan sebentar lagi, akan datang pada kita himpunan waktu yang berkah, yang padanya kita akan dimudahkan untuk beribadah.

Iblis dipasung. Masjid dibukakan lebar. Al Quran didekatkan. Kajian dimana-dimana dihadirkan. Solat tarawih disemarakkan.

Bahkan, pada himpunan waktu itu amal ibadah kita tidak hanya dimudahkan, tapi juga ganjarannya yang dilipat gandakan.  Dan  ampunan amat berlimpah Allah berikan.

Ramadan.

Semoga kita bisa manjadikannya momen untuk memulai meniti jalan menghamba kepada Allah, bukan hanya menghamba pada dunia...

Semoga satu bulan penghambaan pada Ramadan ini, bisa menghapus sebelas bulan yang telah kita lalui dengan berbagai kemaksiatan kepada Allah.


[1] Wisma Darus Solihin, Pogung Dalangan, 16: 12 WIB, 08 Juli 2013. Terinspirasi dari berbagai tulisan lama yang juga sudah saya post di blog ini.