Pulang[1]
Pulang itu tak melulu tentang
keterpisahan dan keberjarakan seseorang dengan rutinitasnya. Tak melulu juga
tentang sebuah awal dari prosesi pelepasan rindu antara dua atau lebih insan
yang bertautan kasih sayang.
Tapi pulang juga tentang mencari hikmah
dan mengambil pelajaran dari skenario kehidupan yang telah dilakoni dalam
himpunan waktu tertentu.
Skenario kehidupan yang
–barangkali kitalah yang menjadikannya– seperti robot: terencana rapi, linear,
dan statis, seringnya menghalangi kita untuk mencari hikmah dan mengambil
pelajaran. Kita dibuat asik sendiri dengan rutinitas.
Skenario kehidupan yang terencana
rapi juga terkadang membuat kita tak siap untuk menerima berbagai letupan dalam
kehidupan, yang ini terkadang bisa mengikis kepekaan kita akan dinamisnya
lingkungan sekeliling kita.
Dan kali ini, ada yang sedikit
berbeda dari arti kepulanganku:
COMMENTS