Hitunglah
Kejelekan-kejelakan Kalian![1]
Semenjak membaca hadits di
bawah ini lah, saya –waktu itu- berniat untuk mencari tahu tentang cara
beragama yang benar. Segala puji bagi Allah yang ditangannyalah segala hidayah.
--
‘Amr bin Yahya bercerita
bahwa suatu ketika Ia pernah duduk-duduk bersama para sahabatnya di depan rumah
Abdullah Ibnu Mas’ud sebelum solat subuh. Mereka sedang menunggu Ibnu Mas’ud
keluar dari rumahnya untuk bersama-sama berjalan menuju masjid. Belum sempat
Ibnu Mas’ud keluar dari rumahnya, tiba-tiba datanglah Abu Musa Al-Asy’ari dan berkata kepada mereka:
“Apakah Abu
Abdirrohman (Nama lain Ibnu Mas’ud) telah keluar menemui kalian?”
‘Amr bin Yahya
dan para Sahabatnya pun menjawab : “Belum”
Mendengar
jawaban tersebut Abu Musa Al-Asy’ari pun
ikut duduk bersama ‘Amr bin Yahya dan yang lainnya menunggu Ibnu Mas’ud keluar
dari rumahnya.
Tatkala Ibnu Mas’ud telah
keluar dari pintu rumahnya maka orang-orang yang telah menunggu beliau pun
berdiri seluruhnya. Mendahului yang lainnya, Abu Musa Al-Asy’ari berkata kepada Ibnu Mas’ud:
“Wahai Abu
Abdirrahman sesungguhnya aku baru saja melihat di masjid suatu perkara yang aku
ingkari dan aku tidak berprasangka
-alhamdulillah- kecuali kebaikan”.
“Apa
perkara itu?” Tanya Ibnu Mas’ud
Abu Musa Al-Asy’ari menjelaskan:
“Apabila
engkau berumur panjang maka engkau akan melihatnya. Aku melihat di masjid ada
sekelompok orang duduk-duduk dalam beberapa halaqoh sambil menunggu datangnya
shalat. Di setiap halaqoh ada seorang lelaki yang memimpin, sementara di tangan-tangan
mereka ada batu-batu kecil. Lalu pemimpin
halaqoh itu berkata, “Bertakbirlah kalian sebanyak 100 kali”, merekapun
bertakbir 100 kali. Orang itu berkata lagi, “Bertahlillah kalian sebanyak 100
kali”, merekapun bertahlil 100 kali. Orang itu berkata lagi, “Bertasbihlah kalian
sebanyak 100 kali”, merekapun bertasbih 100 kali.”
Ibnu Mas’ud kembali bertanya, “Apa yang kau katakan kepada mereka?”
“Aku tidak mengatakan sesuatu apapun
kepada mereka karena menunggu pendapat dan perintahmu”. Jawab Abu
Musa Al-Asy’ari.
Maka Ibnu Mas’ud berkata,
“Kenapa kau tidak perintahkan saja
kepada mereka agar mereka menghitung kejelekan-kejelekan mereka dan kau beri
jaminan kepada mereka bahwa kebaikan-kebaikan mereka tidak akan ada yang
sia-sia!”.
Kemudian Ibnu Mas’ud dan sekelompok sahabatnya tadi pun mendatangi
satu halaqoh di antara halaqoh-halaqoh tadi, lalu beliau berdiri di depan
mereka dan berkata,
“Perbuatan
apa pula ini yang kalian lakukan?”
Orang-orang di halaqoh tadi menjawab,
“Wahai
Abu Abdirrahman, ini adalah kerikil-kerikil yang kami pakai untuk menghitung
takbir, tahlil, dan tasbih dengannya”
Ibnu Mas’ud berkata,
“Hitunglah
kejelekan-kejelekan kalian dan aku jamin kebaikan-kebaikan kalian tidak akan
sia-sia.”
“Betapa
kasihannya kalian wahai ummat Muhammad! begitu cepatnya kehancuran kalian! Ini,
mereka para sahabat Nabi kalian masih banyak bertebaran. Ini pakaian Beliau belum
usang, dan bejana-bejana beliau belum pecah.”
“Demi
Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya kalian betul-betul berada di
atas suatu agama yang lebih berpetunjuk dari pada agama Muhammad ataukah kalian
sedang membuka pintu kesesatan!”
Mendengar kemarahan Ibnu Mas’ud tersebut mereka pun membela
diri,
“Wahai
Abu Abdirrahman, demi Allah, yang kami inginkan tidak lain adalah kebaikan”.
Ibnu Mas’ud kembali berkata
“Betapa banyak orang yang menginginkan
kebaikan akan tetapi dia tidak mendapatkannya. Sesungguhnya Rasulullah
menceritakan kepada kami tentang suatu kaum, mereka membaca Al-Qur`an akan
tetapi bacaan mereka tidak melampaui tenggorokan mereka. Demi Allah, aku tidak
tahu barangkali kebanyakan mereka adalah dari kalian”.
Kemudian Ibnu Mas’ud pun pergi meninggalkan mereka.
Amr bin Salamah berkata,
“Kami
telah melihat kebanyakan orang-orang di halaqoh itu adalah orang-orang yang
menyerang kami bersama Khawarij pada perang Nahrawan.”
(HR.
Ad-Darimi dalam As-Sunan no. 204 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no. 2005)
--
Semoga
Allah menambahkan Hidayahnya kepada kita semua. Amin.
Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt-ZrG3SwXSrvwV5Qe12gZ6PMEEEWwCHbutsFXAhg9L9Hupu03g_lcX4IIIVm2g_dd10KHKZZzWbfm3K09hByAuVwmsRqYGgFE6Cs49qL2DHAL4Rvgcd_tTaTMnJnPKUzphh7eXCR0DDw/s1600/kerikil21.jpg
[1] 21: 19
WIB, 06 Februari 2013. Pogung Dalangan, YK.
COMMENTS