Tidak Pun Putri Katedral Kuno[1]
Siapa
yang telah menyapa engkau, wahai hati?
Siapa
pula yang kembali memberimu harap?
Bukankah
sudah ku wanti tempo hari ?
Jangan
kau berharap sampai waktunya nanti,
Tidak itu
putri keraton putih,
Tidak pun
putri katedral kuno,
Sekali
jangan kau minta harap,
Sudahkah
pula engkau ku wanti?
Bahwa
lemah mu itu tiada tertara,
Maka
jangan kau harap pada yang lemah pula,
Bukannya
aku tak tahu wahai hati,
Aku
dengar rintihanmu,
Aku
dengar harapanmu,
Dan aku
dengar nama yang kau selalu sebut itu..
Tapi kini
aku telah bisu akan hal itu, wahai hati
Aku tak
lagi seperti masa itu,
Cepat
pulih, wahai kau hati...
[1]
Ditulis oleh Muhammad Rezki Hr pada 19 November 2011, 16.20 WIB, di kamar tercinta, sembari
menunggu berkurangnya rintik hujan.
COMMENTS