Kekaguman Pada
Kapitalisme[1]
Adalah Karl Marx
yang menjadi salah seorang pelopor penentangan terhadap sistem kapitalisme. Ia mengkritik
keras terhadap sistem kapitalisme yang mendominasi dan mengeksploitasi manusia
beserta dunianya. Jika hal tersebut terus dibiarkan, Marx meramalkan akan
terjadi krisis struktural dalam sistem kapitalis, sebagai akibat dari
antagonisme inheren antar kapital dan tenaga kerja. Tuduhan Marx itu bukan
tidak berdalih, indikasinya adalah semakin besarnya kesenjangan akumulasi
kapital antarkelas. Ini yang dikhawatirkan oleh Marx suatu saat akan
menimbulkan konflik yang sangat dahsyat. Pemikiran Marx ini banyak dianut masyarakat
dunia (Marxian). Sebuah pemikiran yang sangat masuk akal. Karena itulah Marx
dijadikan simbol terhadap perlawanan terhadap kapitalisme.
Tapi
tahukah anda? Walaupun Marx adalah orang yang sangat keras menentang
kapitalisme, ia menaruh sebuah kekaguman pada sistem yang dibesarkan oleh Adam
Smith ini. Apa itu yang dikagumi oleh Marx?
Marx
terkagum dengan flexibelnya kapitalisme. Kapitalisme mau terus belajar dari
berbagai kritikan yang dituduhkan kepadanya. Belajar dari kritik Marx misalnya,
kapitalisme rela mengadopsi konsep distribusi kekayaan ala sosialisme (meskipun tetap mengejar laba individu semaksimal mungkin). Karena sifat
flexibelnya itu pula kapitalisme dikatakan sebagai sistem yang anti-mandeg.
Perubahan adalah suatu keniscayaan dalam kapitalisme sebagai konsekuensi dari
medan pertarungan para kapitalis. Kaum kapitalis harus mau berinovasi agar
tidak terkalahkan di pasar. Secara tidak sadar, zaman modern kita sekarang
adalah buah dari kapitalisme. Sebagaimana dikatakan Marx, kapitalisme adalah
akar dari hadirnya definisi-definisi karakter zaman modern. Contoh mudahnya,
berbagai gadget yang kita pakai sekarang ini, atau kemajuan teknologi yang kita
rasakan, merupakan buah dari pertarungan(inovasi) para kapitalis pada pasar
gadget itu sendiri.
Karena sifat flexibel ini pula lah sistem kapitalisme susah tergantikan. Bahkan, seorang sejarawan peranakan jepang, Francis Fukuyama, mengatakan bahwa kapitalisme adalah akhir dari perkembangan ideologi manusia (The End of Ideology).
Kata
Prof. Bobi : “Apa pendapatmu tentang dunia ini jika kapitalisme tidak ada?
Apakah akan (maju) seperti sekarang?”
Prof
Bobi juga memuji sifat ‘optimistik, harus menang, dan harus bisa’ dari kaum
kapitalis. Yah, sebuah sikap yang wajar dan harus dimiliki oleh mereka yang mau
bertarung karena telah memilih kebijakan laissez-faire, laissez-passer. Itu konsekuensinya.
[1]
Pelajaran dari Presentasi Saya pada Mata Kuliah Teori Pembangunan-MPKD yang
materinya dikutipkan dari buku Menolak Pembangunanisme karya Saiful Arif.
Bukankah karl max itu yahudi-?
BalasHapus