“Oi, aku TA ya..!”, ungkap Tono (misalnya) pada teman sekelasnya. Seolah-olah TA alias Titip Absen sudah menjadi hal yang lumrah bagi Tono dalam kegiatan perkuliahannya. Memang presensi itu penting karena presensi merupakan salah satu syarat untuk bisa mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), sampai-sampai ada mahasiswa yang mengatakan, “Kuliah itu yang penting absen, abis itu mulih wae”. Habis mengisi presensi, langsung pulang. Ini kejadian nyata lho. Teman-teman mahasiswa mungkin hampir semuanya tahu. Tapi apakah pernah kita menanyakan pada diri kita semua, apakah cara tersebut benar? Apakah titip absen itu dibolehkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alayhi wa sallam?
Ketahuilah saudara-saudaraku terutama sesama mahasiswa, bahwa fenomena titip absen ini tidaklah mencerminkan sikap kita sebagai seorang muslim yang amanah dan juga sebagai mahasiswa yang sudah dianggap dewasa dan bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Tujuan kita kuliah bukan hanya sekedar mengisi daftar hadir saja bukan? Bukan hanya mengisi presensi terus cabut, pulang ke kost atau main ke warnet. Sikap seperti itu saja sudah tercela, apalagi yang dari awal kuliah niat tidak masuk tapi ingin daftar hadirnya penuh, yaitu yang titip absen. Maka, kebiasaan titip absen ini sesungguhnya keburukan-keburukan dan mengandung unsur bahaya yang bisa memperberat timbangan amal buruk kita di hari yang tidak ada naungan selain naungan Allah Ta’ala. Di antara keburukan dan bahaya titip absen adalah:
1. Titip absen adalah perilaku tercela karena pelakunya telah berbohong dan tidak jujur. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu menghantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)
2. Sesungguhnya titip absen itu mengandung unsur penipuan karena pada daftar presensi mahasiswa tersebut tanda tangannya penuh sehingga jurusan atau tata usaha menganggap mahasiswa yang TA tersebut telah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir, padahal hakekatnya ia tidak masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran sehingga belum memenuhi persyaratan untuk mengikuti UAS. Rasulullah shallallahu’alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا3. Perilaku titip absen termasuk tolong-menolong dalam keburukan. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa menipu kami berarti dia bukan dari golongan kami.” [HR. Muslim (I/69)].
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al-Ma’idah : 2]
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai ayat ini : “Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar saling berta’awun di dalam aktivitas kebaikan yang mana hal ini merupakan al-Birr (kebajikan) dan agar meninggalkan kemungkaran yang mana hal ini merupakan at-Taqwa. Allah melarang mereka dari saling bahu membahu di dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan keharaman.” (Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah)
4. Pelaku TA umumnya beranggapan bahwa yang dia lakukan itu boleh, atau sekalinya dia menganggap itu sebuah dosa, itu hanya dosa yang ringan sehingga si pelaku akan meremehkan dosa yang ia lakukan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita darinya. Beliau bersabda,
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّمَا مَثَلُ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا بَطْنَ وَادٍ، فَجَاءَ ذَا بِعُوْدٍ
وَجَاءَ ذَا بِعُودٍ، حَتَّى حَمَلُوا مَا انْضَجُّوا بِهِ خُبْزَهُمْ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ(HR. Ahmad, Ath-Thabarani, dan lain-lain dari jalan Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’ no. 2686)
“Berhati-hatilah kalian dari dosa-dosa kecil. Karena perumpamaan dosa kecil seperti suatu kaum yang singgah pada suatu lembah lalu datang seorang dengan membawa satu dahan (kayu bakar) dan yang lain (juga) membawa satu dahan hingga mereka telah mengumpulkan sesuatu yang bisa menjadikan roti mereka matang. Dan sesungguhnya dosa-dosa kecil, ketika pelakunya diadzab dengannya maka akan membinasakannya.”
Itulah sebagian dari bahaya-bahaya yang mengintai dibalik kebiasaan Titip Absen alias TA. Sungguh, TA ini sepertinya sudah dianggap hal yang biasa dan bukan pelanggaran oleh sebagian teman-teman mahasiswa. Padahal dibalik TA tersebut terdapat sesuatu yang membahayakan keselamatan kita di akhirat kelak. Maka, ayolah saudara-saudaraku, teman-teman mahasiswa, mari kita tinggalkan kebiasaan jelek ini. Jika anda sedang berhalangan hadir, bukankah kita tidak perlu hadir 100% untuk bisa mengikuti ujian? Maksud ana bukannya menyuruh biar bolos, tapi kalau benar-benar berhalangan kan bisa bikin surat izin atau presensinya tidak diisi sekalian saja. Semoga Allah Ta’ala menunjuki kita semua ke jalan-Nya yang lurus. Wallahu A’lam.
Penulis : Akhuna Yananto Sulaimansyah
bener tuh,,perlu d tegesin temn2 yg suka T A,,klo emang g mw masuk ywd sih bolos aja,,,
BalasHapuslgpula ga merasa ada sesuatu yg aneh apa yak klo titp absen..
eh q pernah tw loh ada forum anti T.A,,,tp lupa...
tpi knpa ssorg yg udh tahu ttg hal ini tp ttp sja mlkukan nya..trmsuk saya.
BalasHapussip2 info nya..
smga sya tdk akan masuk k lubang yg sama,,
alhamdulillah,semoga menjadi amal yang terus mengalir ke temen2 kita,,,aminnnn
BalasHapusthanks....yooo
siap....
BalasHapus