Dalam beberapa tempat dalam Al Qur’an Allah Tabaroka wa Ta’ala menyebut Nabinya Muhammad Shallallaahu’alaihi was salam dengan “hambaNya”. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menjelaskan ada tiga keadaan dimana Allah menyebut Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi was salam dengan nama hambaNya :

1. Dalam ayat-ayat yang menjelaskan tentang penurunan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi was salam.

Contohnya adalah pada surat Al Kahfi ayat 1, yang artinya :

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kitab(A Qur’an) kepada hamba-Nya dan dia tidak menjadikannya bengkok”

Atau juga pada surat Al Furqon ayat 1 :

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”
Yang dimaksud dengan hambaNya pada 2 ayat tersebut adalah Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi was salam.

2. Dalam ayat-ayat yang bercerita tentang pembelaan Allah terhadap Nabinya Shallallaahu’alaihi was salam

Contohnya adalah pada surat Al Baqoroh ayat 23, yang artinya :

“dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

3. Dalam ayat yang bercerita tentang Isra’nya Nabi Shallallaahu’alaihi was salam

Contohnya adalah pada surat Al Isro’ ayat 1, yang artinya :

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Lalu Syaikh juga berkata :
“Sebaik-baik pensifatan(penamaan) bagi manusia ialah ketika ia dinamai sebagai ‘Hamba Allah’ “

Wallahuta’ala a’lam


Saya catat ini dari tafsir Surat Al Kahfi Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin