Untuk Wajah Sendu[1]
Tak perlu lah kita saling bicara.
Jika nanti ada jalan dan telah tiba saatnya saja. Keridhoan Allah-lah yang kelak
temukan kita di lembayung senja. Sampai akhirnya, membawa kita pulang.
Maka tak perlu juga bersedih.
Apalagi merintih.
Sementara, izinkan aku
bersembunyi di balik penaku. Sambil aku menulis pertanda bahwa aku pernah ingin
hilangkan wajah sendumu itu. Sehingga nanti semuanya terbingkai rapi, untuk jadi
petunjuk kita melintasi perjalanan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar