Bukan Hal yang Bertentangan
Teman saya, Muhammad Saifuddin
Hakim, menulis status berikut di Facebooknya:
Di antara yg membuatku bahagia di
lab tempat aku mengerjakan riset tentang Hepatitis B dan C skrg ini adalah:
Bertemu dgn seorang teman yg luar
biasa cerdas. Skrg ini, dia menjalani post-doc di labku. Hebatnya, selama PhD
(5 tahun), dia berhasil mempublikasikan total 20 artikel (jurnal): 17 di jurnal
internasional sbgai penulis pertama (15) dan kedua (2), dan 2 jurnal nasional
sbgai penulis pertama. Hebatnya lagi, ditambah 1 jurnal internasional sbgai
penulis terahir (last author), sdgkan co-promotornya sbgai first-nya. Belum
lagi ditambah kontribusi sbgai penulis di 2 chapter di dua buku berbeda dan 1
hak paten hasil risetnya.
PhD 5 tahun bukan krena mundur, tapi
memang sengaja ditahan sama profesornya utk tetap bekerja di lab menghasilkan
lebih banyak karya lagi dan mentranslasikan ide-ide cerdasnya ke eksperimen di
lab. Dan setelah lulus PhD pun, lgsg diberi kesempatan post-doc dan menerima
"murid" sendiri dan membangun jalur riset (dan grup) tersendiri yg
belum pernah ada di lab ini sebelumnya. Dan tahun ini, dia mendapat penghargaan
sbgai PhD student terbaik di universitas ini.
Yang kukagumi lebih dari itu: dia
adalah seorang muslim yg taat: selalu shalat 5 waktu tepat pada waktunya ketika
di lab, tidak pernah bermudah2 untuk menjamak (apalagi meninggalkan) shalat
karena alasan sibuk eksperimen atau alasan lainnya. Demikian pula dgn shalat
jumat, tidak pernah ditinggalkan. Shg aku jadi punya teman kalau mau shalat
dzuhur atau ashar dan shalat jumat. Dia pun sudah berkeluarga dan dikarunia 2
orang anak yg juga sangat dia perhatikan.
Dua pelajaran penting dari temanku
ini:
1. Science dan agama bukanlah dua
hal yg bertentangan. Temanku di lab sebelumnya ada yg mengatakan sebaliknya:
org beragama susah menjadi scientist, krn agama dibangun atas dasar dogma,
sdgkan science dibangun atas dasar sikap kritis dan selalu berfikir. Juga, utk
sukses dalam riset, bukan berarti harus meremehkan shalat!
2. Keluarga dan karir adalah dua hal
yg bisa digabungkan. Sebagian org berpendapat, dua hal itu tdk bisa digabungkan,
harus dipilih salah satunya. Itu yg kulihat di beberapa orang di sini, yg sibuk
dalam karirnya dan berkeluarga (=menikah) ketika usia mulai senja.
Smg menjadi inspirasi utk teman2 yg
sekarang menempuh PhD, dan bagi siapa saja.
Sumber Gambar: http://www.labeldaddy.com/blog/wp-content/uploads/2012/09/3696balance.jpg
COMMENTS