12 Januari 2013

Kami Ridha Bagian Kami adalah Rasulullah



Kami Ridha Bagian Kami adalah Rasulullah[1]

Ada sedikit yang berbeda ketika Rasulullah membagikan harta rampasan perang pasca kemenangan pada perang Hunain. Jika biasanya Rasulullah membagikan harta rampasan perang pada seluruh Sahabatnya yang ikut dalam peperangan, kali ini Rasulullah hanya membagikan harta rampasan perang tersebut kepada penduduk kota Makkah (kaum Quraisy) yang notabene waktu itu baru saja masuk Islam, pasca penaklukkan kota Makkah. Para sahabat beliau dari kaum Anshor tidak mendapatkan bagian sedikit pun dari harta rampasan perang.

Atas kebijakan Rasulullah tersebut, rasa cemburu pun membaluti hati kaum Anshor ketika itu. Mereka cemburu pada kaum Quraisy. Barangkali dalam benak mereka, mereka (kaum Anshor) lah yang telah menemani Rasulullah dari Madinah ke Makkah lalu berhasil menaklukkan kota Makkah. Mereka pula yang dengan setia dan gagah berani menemani Rasulullah berperang pada perang Hunain tersebut. Tapi Rasulullah tidak memberikan mereka bagian sedikit pun. Sampai-sampai ada yang berkata:

“Kini Rasululullah telah bertemu dengan kaumnya (yaitu kaum Quraisy)”

Menyadari kegelisahan hati pada kaum Anshor tersebut, Rasulullah pun mengumpulkan kaum Anshor dan berkhutbah pada mereka dengan khutbah yang niscaya membuat orang-orang yang mendengarkannya berlinangan air mata, terkhusus bagi kaum Anshor ketika itu.

Beliau berkhutbah,
“Wahai Kaum Anshor! Bukankah dahulu kalian berada dalam kesesatan, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan sebab diriku? Bukankah dahulu kalian berpecah belah lalu Allah menyatukan hati kalian dengan sebab diriku? Dan bukankah dahulu kalian miskin lalu Allah menjadikan kalian kaya dengan sebab diriku?”

Setiap Rasulullah menanyakan satu per satu pertanyaan tersebut, kaum Anshor menjawab:
“Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih berjasa dan lebih utama.”

Rasulullah kembali bertanya,
“Apa yang menghalangi kalian untuk menjawab pertanyaan seorang Nabi?”

Kaum anshor kembali menjawab,
 “Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih berjasa dan lebih utama.”

Rasulullah pun berkata,
“Jika kalian mau, kalian pasti menjawab “Ya, Engkau telah mendatangkan kepada kami  ini dan itu”

“Apakah kalian tidak rela jika orang-orang pulang dengan membawa kambing-kambing dan onta-onta sedangkan kalian pulang dengan membawa Nabi ke rumah kalian?”

“Andai saja bukan karena hijrah niscaya aku adalah seorang Anshor. Andaikata orang-orang memilih jalan di antara sebuah lembah atau pun di celah-celah bukit, sedangkan orang-orang Anshor memilih jalan yang lain, niscaya aku pasti memilih jalan dan lembah yang ditempuh oleh orang-orang Anshor.”

Di penghujung khutbahnya beliau pun mendoakan kebaikan bagi kaum Anshor:
“Ya Allah, rahmatilah orang-orang Anshor, anak-anak kaum Anshor, dan cucu-cucu kaum Anshor.”

Mendengar ini, menangislah orang-orang Anshor sampai-sampai membasahi janggut-janggut mereka. Dan mereka pun berkata:
“Kami ridha bagian kami adalah Rasulullah”
--
Yaa Allah kumpulkanlah kami bersama Rasulmu dan para Sahabatnya di surgamu kelak. Ammiin.



[1] 21:06 WIB, 12 Januari 2013, Pogung Dalangan, YK. Versi asli kisah ini bisa dilihat di dalam beberapa buah riwayat, di antaranya: Bukhori (4330) dan Muslim (1061).

image source: http://www.digaleri.com/2012/10/gambar-pemandangan-gurun-pasir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar