Apa itu Resilient?[1]
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Hr (2012), dikatakan bahwa terdapat tiga istilah yang sering digunakan di
dalam bahasa Indonesia sebagai padanan istilah resilience. Tabel di
bawah menyajikan padananan istilah resilience dalam bahasa Indonesia
sesuai bidang penggunaannya serta dibawakan contoh karya yang menggunakan
istilah tersebut:
Tabel 1: Padanan
Istilah Resilience dalam Bahasa Indonesia
Padanan
|
Contoh Penggunaan
|
Jenis
|
Penulis (Tahun)
|
Bidang
Penggunaan
|
Kelentingan
|
Kajian Kelentingan Perairan di Ranca Upas dan Taman Wisata
Alam Cimanggu
|
Skripsi
|
Nurhikmah (2011)
|
Ekologi
|
Ketahanan
|
Analisis Empiris dalam Perumusan Model Ketahanan Daerah
Terhadap Bencana Alam
|
Tesis
|
Darmino (2011)
|
Pengeloaan bencana berbasis kewilayahan
|
Peningkatan Ketahanan (Wilayah) Terhadap Bencana dalam
Pengelolaan Bencana Merapi
|
Makalah Prosiding
|
Djunaedi (2011)
|
Pengeloaan bencana berbasis kewilayahan
|
|
Ketangguhan
|
Menuju Masyarakat Tangguh Bencana; Tinjauan dari Fenomena
Multi-Bencana di Indonesia
|
Jurnal
|
Sudibyakto dkk. (2012)
|
Pengelolaan bencana berbasis masyarkat
|
Sumber: Hr (2012)
Jika merujuk pada definisi asli
dari resilient (bentuk adjektifa dari resilience) dalam bahasa
Inggris sebagaimana tertuang di dalam Kamus Oxford Advanced Learner's
Dictionary atau Webster's New World Dictionary adalah:
“1. able to feel
better quickly after sth unpleasant such as shock, injury, etc.; recovering
strength, spirits, health, physical/ psychological state quickly. 2. returning
to its original shape after being bent, stretched, compressed, or pressed;”(Kamus
Oxford Advanced Learner's Dictionary atau Webster's New World Dictionary dalam
Suwardjono, 2012 dalam Hr (2012)
Dari definisi tersebut bisa
diketahui bahwa ketiga istilah yang lazim digunakan sebagaimana telah
disebutkan (ketangguhan, ketahanan, dan kelentingan) masih dianggap kurang kaya
untuk menjadi padanan istilah resilience. Menurut Suwardjono (2012)
dalam Hr (2012) istilah dalam bahasa Indonesia yang paling tepat sebagai
padanan istilah resilience adalah anjal. Berikut dibawakan
definisi masing-masing istilah yang berpeluang menjadi padanan bagi istilah resilience
merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (di akses di
http://kamusbahasaindonesia.org/ pada 30 Juni 2012):
Tabel 2: Definisi
Istilah yang Berpeluang Menjadi Padanan Istilah Resilience
Padanan
|
Pengertian
|
Lenting
|
Kenyal (seperti per, karet busa, rotan)
|
Tahan
|
|
Tangguh
|
|
Anjal
|
1. Melenting lalu kembali seperti semula (seperti bola
ditekan)
2. Mengambul
|
Sumber: Olahan dari http://kamusbahasaindonesia.org/ oleh Hr
(2012)
Dari definisi-definisi di atas disimpulkan
bahwa padan istilah resilience yang paling tepat adalah anjal. Namun
demikian, dalam penelitiannya Hr (2012) lebih
menganjurkan untuk menggunakan istilah serapan untuk padan kata dari istilah resilience.
Penggunaan istilah serapan dalam penelitian ini dianggap lebih tepat dengan
pertimbangan alasan dilakukannya penyerapan istilah asing yang disebutkan di
dalam Pedoman Umum Penggunaan Istilah (PUPI)[2].
Dalam PUPI disebutkan bahwa penyerapan istilah asing dilakukan jika salah satu
syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi:
1. Istilah serapan
yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
2.
Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika
dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
3.
Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah
tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.
Berdasarkan PUPI maka dalam
penelitian ini istilah resilience akan diterjemahkan sebagai resiliensi
dan istilah resilient city akan diterjemahkan sebagai kota resilien.
Penggunanaan istilah serapan resiliensi sudah banyak digunakan dalam beberapa
tulisan seperti:
Tabel 3:
Penggunanaan Istilah Serapan Resiliensi dalam Beberapa Tulisan
Judul Tulisan
|
Jenis
|
Penulis
|
Bidang Penggunaan
|
Dinamika Faktor-faktor Resiliensi Pada Mantan Pecandu
Narkoba
|
Skripsi
|
Purba (2012)
|
Psikologi
|
Modul
Pengembangan Resiliensi
|
Modul Pelatihan
|
Suwarjo (2008)
|
Psikologi
|
Sumber: Hr (2012)
[1]
Dikutip dari: Hr, Muhammad Rezki. 2012. “Konsep, Prinsip, dan Strategi
Mewujudkan London Resilient City”. Skripsi Tidak Diterbitkan. Perencanaan
Wilayah dan Kota, UGM.
[2]
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) edisi kedua berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor G389/U/1988, tanggal
11 Agustus 1988 dan dicermatkan dalam Rapat kerja Panitia Kerja Sama
Kebahasaan, tanggal 16-20 Desember 1990. Disalin dan disajikan kembali dengan
memperhatikan aspek tipografis agar nyaman dibaca oleh Suwardjono (undated)
di unduh di http://luk.staff.ugm.ac.id/ta/Suwardjono/PUPI.pdf pada 29 Juni
2012.
image sources; http://financialpress.com/2012/02/28/presenting-the-community-resilience-guides/
COMMENTS